Underwater Maumere

Teluk Maumere di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur sejak dulu telah dikenal sebagai titik selam tertua di Flores yang menjadi tujuan wisata selam dunia. Dengan mengacu pada buku ilmiah identifikasi foto ikan ‘Indonesian Reef Fishes’ karya Rudie H Kuiter & Takamasa Tonozuka yang diterbitkan tahun 2001, sebagian besar foto biota yang ada didalam buku tersebut berasal dari Maumere. Salah satu ikan cardinal species baru dahulu diberikan nama Ostorhinchus franssedai.

Setelah kejadian tsunami 1992 yang melanda Maumere, ada salah satu titik selam yang menjadi atraksi utama tujuan wisata, yang mungkin satusatunya di Indonesia, sebuah bekas patahan tsunami di kedalaman 10 – 16 meter yang kini ditumbuhi koral. Lokasi titik selam yang disebut dengan ‘The Crack’ ini berada di Pulau Babi yang dulunya menelan korban 400 jiwa penduduk pulau tersebut akibat tsunami. Kehidupan bawah laut yang sempat rusak, kini hidup kembali sehingga dapat mengundang para penyelam mulai dari pemula hingga profesional dan fotografer bawah laut dunia untuk datang menyaksikan dan mengabadikannya. Bekas patahan tsunami yang kini menjadi tujuan wisata selam hanya dimiliki oleh empat negara di dunia, Thailand, Maladewa, Sri Lanka, dan Maumere-Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Maumere Kabupaten Sikka serta mendukung kegiatan promosi pariwisata Kabupaten Sikka, maka Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata meluncurkan Buku Underwater Maumere yang diterbitkan oleh Photodivetrip.

Peluncuran pada hari Selasa, 14 Desember 2016 lalu bertempat di Toko Buku Kinokuniya Plaza Senayan Sogo Departement Store lantai 5 pada pukul 15:00 – 17:00 WIB. Acara ini akan dihadiri oleh Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera, Ketua DPRD Rafael Raga dan Kepala Dinas Pariwisata Ken Didimus.  Bapak Prof. Dr. I Gede Pitana sebagai Deputi Bidang Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia berhalangan hadir dan diwakili oleh Ibu Retno.

Peluncuran Buku Cofee Table Book Underwater Maumere dalam format bahasa Inggris ini merupakan hasil karya para fotografer yang berpartisipasi dalam Kegiatan Kompetisi Fotografi Bawah Laut Internasional FESTIVAL TELUK MAUMERE 2016 yang telah diadakan pada 17 – 21 Agustus 2016 yang lalu. Buku ini memuat hasil foto bawah laut dari 39 orang terutama dari para peserta baik dalam maupun luar negeri yang memiliki prestasi dalam menjuarai kompetisi fotografi bawah laut dari manca negara, yang terdiri dari pasar Amerika & Eropa sebanyak 5 fotografer, pasar Asia Pasifik sebanyak 3 fotografer, pasar Asia Tenggara sebanyak 8 fotografer, pasar Nusantara sebanyak 14 fotografer ditambah foto-foto dari juri, contributor dan panitia yaitu :

Arief Yudo Wibowo, Hendra Tan, Jilmi Astina, Jason Isley, Tobias Friedrich , Suhodo Kartarahardja, Niels Prinssen, Indra Prameswara, Eduardo Bernades, Denisse Sotomayor, Mike Mayslich, Nurul Yazid, Suzan Meldonian, Anne K Adijuwono, Eko Wahyudi, Melriansyah, Yuriko Chikuyama, Jason Suwandy, Edo Ang, Yunis Amu, Jeffry Takapente, Rivo Malonda, ShuShu Ricky Yeung, Vania Kam, Jevin Surjadi, Simon Chandra, Kua Kay Yaw, Nelson Ng, Sofi Aida Sugiharto, Hendri D Berri, Nurul Azlifah, Abdul Rahman Jamaludin, Irwin Ang, Randi Ang, Lilian Koh dan Bennedict Seah.

Buku ini juga menampilkan foto pemenang Lomba Foto Rally Konservasi Bahari Maumere yang diikuti oleh banyak fotografer dari Maumere sendiri yaitu seperti Tribuana Wetangterah dan Valentino Luis dan peserta dari Kota Palu yaitu Slamet Riyadi.

Buku ini juga merupakan buku pertama yang merangkum keindahan foto bawah laut hasil kompetisi di Maumere yang patut menjadi koleksi buku foto wisata bawah laut di Indonesia. Konsep dan ide pengembangan hasil dari kompetisi yang dikompilasi menjadi buku yang apik ini tak lain merupakan ide dari pasangan penyelam Jilmi Astina Anif dan Arief Yudo Wibowo yang menerbitkan buku-buku bertema foto bawah laut dan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Karya- karya yang diterbitkan antara lain The Underwater Realm of Manado Bay, The Underwater Realm of Weh Island yang juga kemudian diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia dengan judul Pesona Bawah Laut Pulau Weh : Setelah Tsunami beberapa buku lainnya seperti Parigi Moutong Surga Bawah Laut di Zona Khatulistiwa , Potensi Bawah Laut Pulau Mahoro dan Wisata Budaya Asmat .

Dalam buku Underwater Maumere yang telah diterbitkan, ditampilkan pula pesona keindahan Maumere mulai dari landscape wisata alam sampai dengan tujuan wisata budaya dan religi yang dimilikinya. Maumere begitu memukau dan menyimpan beragam eksotisme yang alami, foto-foto keindahan alam bawah laut nya seakan-akan mengajak kita untuk mengunjungi Maumere yang pernah begitu terkenal di tahun 70-an. Namun setelah musibah gempa tahun 1992, tidak banyak usaha wisata selam yang mampu bertahan dari usaha wisata selam di Maumere. Saat ini keindahan bawah laut lambat laun kembali pulih dan menarik untuk dikunjungi. Diharapkan dengan diluncurkannya buku Underwater Maumere, wisatawan dalam negeri dan luar negeri akan tertarik untuk berkunjung ke Maumere Kabupaten Sikka.

Photodivetrip Publishing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian
en_USEnglish id_IDIndonesian